MEMBANGUN MONUMEN DESA DENGAN DAUR ULANG : MENGHORMATI WARISAN LINGKUNGAN DAN IDENTITAS LOKAL

  • Sep 11, 2023
  • JATISARI.TAJINAN

Suatu ide baru yang digagas oleh teman-teman tim KKN( kuliah kerja nyata). Yakni monumen, Pada perancanganya yang mengandalkan bahan dasarnya yaitu sampah botol dan besi bangunan sebagai kerangka untuk mewadahi sampah agar bentuk monumen lebih terlihat jelas. Merupakan program kerja daur ulang sampah dan sekaligus program kerja terakhir yang dilakukan menjelang perpulangan KKN. Kontruksi pembangunan, pada estimasi pembangunanya selama satu minggu yang dimulai pada tanggal 24 Agustus 2023 s/d 30 Agustus 2023. Seperti halnya monumen ini saat pembangunanya juga membutuhkan medan tanah yang mumpuni, maka hasil musyawarah yang telah disepakati untuk pengambilan tempat berada didaerah perbatasan antara desa jatisari dengan desa tangkilsari

Pembangunan monumen seringkali diidentikkan dengan penggunaan bahan-bahan konvensional seperti marmer, batu, atau logam.  Namun, saat kita mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan, pendekatan yang lebih bijak adalah menggunakan bahan daur ulang. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana pembuatan monumen tulisan desa dengan bahan daur ulang bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghormati warisan lingkungan dan identitas lokal.

Bahan daur ulang adalah bahan yang dikumpulkan dari limbah dan kemudian diolah kembali menjadi bahan baru yang dapat digunakan. Menggunakan bahan daur ulang untuk membangun monumen merupakan langkah penting dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Guna mengurangi populasi sampah plastik yang setiap hari terus meningkat.Selain itu, penggunaan bahan daur ulang juga menciptakan peluang untuk mempromosikan sikap peduli terhadap lingkungan dan menginspirasi tindakan positif lebih lanjut dalam masyarakat.

Langkah pertama dalam membangun monumen tulisan desa dengan bahan daur ulang adalah mengidentifikasi jenis bahan daur ulang yang tersedia di lingkungan sekitar.ini terdapat banyaknya sampah plastik berupa botol minuman yang banyak sekali dijumpai di lingkungan masyarakat sekitar.

Setelah bahan daur ulang telah terpilih, langkah berikutnya adalah merancang monumen. Desain juga mempertimbangkan aspek estetika, sejarah, dan budaya desa. Monumen ini bisa mencerminkan karakter unik desa dan menjadi simbol identitas yang kuat.

Proyek pembangunan monumen tulisan desa dengan bahan daur ulang juga melibatkan beberapa masyarakat. Pembangunan monumen ini juga memerlukan sejumlah langkah, termasuk pemotongan, pengolahan, dan perakitan bahan daur ulang.tenaga kerja lokal dan ahli kontruksi juga dilibatkan dalam proses ini. Ini akan memberikan rasa kepemilikan kepada warga desa jatisari dan memastikan bahwa proyek tersebut mencerminkan nilai-nilai dan harapan mereka.

Monumen ini dibangun juga untuk mengedukasi kepada masyarakat yang nantinya masyarakat diajak untuk bagaimana merawat dan melindungi monumen. Tentang bahan daur ulang yang digunakan dan manfaatnya dapat ditempatkan di sekitar monumen, sehingga pengunjung dapat memahami lebih baik mengapa pembangunan dengan bahan daur ulang sangat penting.

Setelah monumen ini dibangun, terlepas dari pembangunan yang di inisiatori oleh tim KKN UNIKAMA yang telah menuangkan sebuah inovasi baru sebagai wujud rasa bangga tim KKN kepada warga desa jatisari yang antusias membantu kelancaran proses selama kegiatan tim KKN berlangsung dalam sebulan.

Kesimpulan

Membangun monumen tulisan desa jatisari dengan bahan daur ulang adalah langkah yang cerdas dalam menjaga lingkungan dan menghormati identitas lokal. Proyek ini menciptakan kesempatan untuk membangun komunitas yang lebih peduli terhadap lingkungan sambil mempromosikan warisan budaya dan sejarah desa. Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat lokal, pemimpin, dan ahli konstruksi, proyek semacam ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi komunitas lain yang ingin mengambil langkah menuju keberlanjutan yang lebih baik.

 

Penulis : Aslam Zuhdi

Editor : Nanda Duaty Putri